Pelajaran dari Uhud (2)
- by
- Attamany
Wahai para Mujahidin...
Aku sama sekali tidak mengkhawatirkan banyaknya musuh kalian dan besarnya senjata mereka, aku tidak mengkhawatirkan kalian lantaran berkumpulnya seluruh kekuatan jahat memerangi kalian, atau sikap melemahkan semangat dari saudara-saudara kalian sesama muslim di berbagai belahan dunia. Yang aku khawatirkan justru dari diri kalian sendiri. Aku khawatir kalian terkena penyakit wahn (cinta dunia dan takut mati), merasa lemah dan kalan, kemudian banyak melakukan maksiat.
Kalian bisa mengambil pelajaran dari peristiwa perang Uhud. Allah Ta'alaa berfirman,
"...sampai pada saat kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu dan bermaksiat kepada perintah (Rasul) sesudah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai. Di antaramu ada orang yang menghendaki dunia dan di antara kamu ada orang yang menghendaki akhirat. Kemudian Allah memalingkan kamu dari mereka untuk menguji kamu.."
Ibnu Katsir berkata, "Tadinya keunggulan dan kemenangan berada di pihak Islam pada pagi harinya. Tetapi tatkala para pemanah bermaksiat dan sebagian pasukan merasa gagal, janji kemenangan pun tertunda. Datangnya kemenangan ini disyaratkan adanya keteguhan dan sikap taat."
Peristiwa Uhud ini sungguh telah menorehkan peristiwa yang menakjubkan. Antara lain; Jumlah musuh tiga kali lipat lebih banyak daripada jumlah Kaum Muslimin di pagi hari. Tetapi tatkala bermaksiat, Allah timpakan musibah di sore hari.
Sahabat Jabir radhiyallohu 'anhu, " Ketika pecah perang Uhud, kaum muslimin tercerai berai. Maka Anas bin Nadhr berkata, "Ya Allah, aku memohon udzur kepada-Mu dari perbuatan sahabat-sahabatku, dan aku berlepas diri kepada-Mu dari perbuatan orang-orang musyrik itu."
Dulu, setelah pulau Qibriah ditaklukan, Abu Darda' duduk sambil menangis tatkala menyaksikan penduduknya menangis dan dalam kondisi kacau-balau. Ada yang bertanya, "Wahai Abu Darda', apa yang membuatmu menangis di hari ketika Allah memuliakan Islam?" Beliau menjawab, "Celakalah kalian, alangkah rendahnya makhluk di sisi Allah ketika mereka meninggalkan perintah-Nya, padahal mereka dulu adalah bangsa yang menang dan kuat, mereka meninggalkan perintah Allah dan akhirnya menjadi seperti yang kalian lihat."
Wahai para Mujahidin...
Memang, pertolongan kadang tertunda. Tak jarang kekalahan dan luka-luka terjadi pada barisan kalian dan ini bukanlah hal yang aneh, sebab itu adalah sunnatullah pada orang-orang terdahulu, dan tidak ada perubahan pada sunnatullah.
Heraklius berkata kepada Abu Sufyan, "Aku tadi bertanya kepadamu tentang bagaimana kalian memerangi orang itu (Rasulullah Sholallohu 'alayhi wassalam) lantas engkau katakan bahwa peperangan itu silih berganti (kadang menang kadang kalah), memang seperti itulah para Rasul, mereka diuji, kemudian kemenangan akhir ada di tangan mereka."
*catatan Ulama Tsughur
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan dikomentari dengan kata-kata yang bijak...